Dapur Redaksi

KABMAGETANNEWS, kabmagetannews.blogspot.com sajian info tentang Kabupaten Magetan. Situs non profit, tidak memihak, tidak berpolitik, tidak berpartai, hanya suguhan kecintaan terhadap Magetan.

Sabtu, 27 April 2013

TELAGA SARANGAN



Telaga Sarangan yang juga dikenal sebagai telaga pasir ini adalah sebuah telaga alami yang terletak di kaki Gunung Lawu, di Kecamatan PlaosanKabupaten MagetanJawa Timur. Berjarak sekitar 16 kilometer arah barat kota Magetan. Telaga ini luasnya sekitar 30 hektar dan berkedalaman 28 meter. Dengan suhu udara antara 18 hingga 25 derajat Celsius, Telaga Sarangan mampu menarik ratusan ribu pengunjung setiap tahunnya.
Telaga Sarangan merupakan obyek wisata andalan Magetan. Di sekeliling telaga terdapat dua hotel berbintang, 43 hotel kelas melati, dan 18 pondok wisata. Di samping puluhan kios cendera mata, pengunjung dapat pula menikmati indahnya Sarangan dengan berkudamengitari telaga, atau mengendarai kapal cepat. Fasilitas obyek wisata lainnya pun tersedia, misalnya rumah makan, tempat bermain, pasar wisata, tempat parkir, sarana telepon umum, tempat ibadah, dan taman.
Keberadaan 19 rumah makan di sekitar telaga menjadikan para pengunjung memiliki banyak alternatif pilihan menu. Demikian pula keberadaan pedagang kaki lima yang menawarkan berbagai suvenir telah memberikan kemudahan kepada pengunjung untuk membeli oleh-oleh. Hidangan khas yang dijajakan di sekitar telaga adalah sate kelinci.
Magetan juga tertolong dengan adanya potensi industri kecil setempat yang mampu memproduksi kerajinan untuk suvenir, misalnya anyaman bambu, kerajinan kulit, kerajinan sepatu, dan produk makanan khas seperti emping melinjo dan lempeng (kerupuk puli, yaitu kerupuk dari nasi).
Telaga Sarangan juga memiliki layanan jasa sewa perahu dan becak air. Ada 51 perahu motor dan 13 becak air yang dapat digunakan untuk menjelajahi telaga.
Telaga Sarangan memiliki beberapa kalender event penting tahunan, yaitu labuh sesaji pada Jumat Pon bulan Ruwah, liburan sekolah di pertengahan tahun, Ledug Sura 1 Muharram, dan pesta kembang api di malam pergantian tahun.
Pemkab setempat tengah membuat proyek jalan tembus yang menghubungkan Telaga Sarangan dengan obyek wisata Tawangmangu di Kabupaten Karanganyar. Proyek pelebaran dan pelandaian jalan curam yang menghubungkan dua daerah tersebut diharapkan selesai tahun 2007.
Obyek wisata ini dapat ditempuh dari Kota Magetan; dan lokasinya tak jauh dengan Air Terjun Grojogan SewuTawangmangu (Kabupaten KaranganyarJawa Tengah).
Pemkab Magetan juga ingin mengembangkan Waduk Poncol (sekitar 10 kilometer arah selatan Telaga Sarangan) sebagai obyek wisata alternatif.

TELAGA SARANGAN

Teduh sunyi damai tenang, telaga Sarangan. Indah bukan buatan, pemandangannya untuk bertamasya. Tempat margasatwa mandi, berkecipung ria. Bebas menghias diri, berkicau marai di tepian telaga. Kolam air ciptaan Tuhan, berpagar bukit-bukit lembah. Tempat insan datang untuk menghibur lara. Di kakinya gunung lawu, di situ tempatnya, kagum aku memandang keindahanmu oh telaga Sarangan.

KERONCONG : Telaga Sarangan - OK. RINONCE JOGJAKARTA

KERONCONG : Telaga Sarangan - OK. RINONCE JOGJAKARTA

TELAGA WAHYU




Telaga Wahyu terletak sekitar 3 kilometer ke arah timur dari Telaga Sarangan, yang berjarak sekitar 16 kilometer dari Kota Magetan. Tepatnya di Desa Ngerong, Kecamatan Plaosan,Magetan. 


Magetan




Candi Sadon adalah suatu candi yang terletak di Dusun Sadon Cepoko Kecamatan Panekan ±40 m sebelah timur perempatan Dusun Pandak dengan Dusun Sadon (jalan Magetan-Panekan), kecamatan Panekan, Magetan.Candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Erlangga, Mataram Hindu. 
Lokasi Candi Sadon dilihat dari segi peninggalan-peninggalan yang ada merupakan lokasi induk dan terbesar diantara Candi-Candi peninggalan yang lain.
dikalangan masyarakat lebih dikenal dengan Candi Reog, karena memang ada 2 Candi/arca berukuran besar yang istilah kepurbakalaananya dinamakan Kala (Kalamakara)  karena bentuknya menyerupai Reog.

CANDI SIMBATAN






Berdasarkan inskripsi yang terdapat pada atap miniatur rumah, tertulis angka tahun 905 Saka (983 Masehi) dan 917 Saka(995 Masehi). Berdasarkan inskripsi lain yang terdapat pada atap miniatur lumbung,berupa angka tahun 906 Saka (984 Masehi) dan 917 Saka(995 Masehi). Diperkirakan situs ini merupakan jejak peninggalan Kerajaan Mataram Hindu atau Mataram kuno. Sementara itu, pahatan sangkha (siput) bersayap pada atap miniatur lumbung merupakan tanda resmi pemerintahan Pu Sindok pada abad 10.
Petirtaan Dewi Sri adalah berkas pemandian kuno seluas 18 meter persegi. Temuan arkeologi terkait Petirtaan Dewi Sri antara lain: miniatur lumbung 7 buah, fragmen arca 7 buah, palung batu 1 buah, fragmen yoni 1 buah, sumur kuno 1 buah, fragmen kemuncak 1 buah dan lumbung baru 4 buah. Petirtaan Dewi Sri tengah dipugar sejak tahun 2007 dengan alokasi waktu yang berbeda tiap bulannya
Candi ini terletak di Desa Simbatan, sekitar 17 km ke Timur dari kota Magetan. Sejak 1813 masyarakat setempat melakukan 'Bersih Desa' atau membersihkan candi yang dilakukan setiap Jumat Pahing di bulan Muharram. Sejak 1933 sampai 1942, ada sumber air bersih yang mengalir dari patung dada Dewi Sri. Kebanyakan Tulungagung dan masyarakat Kediri mengambil air dan dimanfaatkan untuk terapi semua jenis penyakit.

CEMOROSEWU

CEMAROSEWO asal kata dari pohon cemara seribu (dahulu memang banyak dijumpai pohon-pohon cemara di bukit ini) merupakan gerbang pendakian puncak gunung lawu resmi dan dibuka untuk umum. 
Jalan pendakian melalui jalur Cemorosewu merupakan jalur yang sangan indah dan sangat cocok bagi pendaki gunung yang menghendaki jalur jalan setapak yang di kanan-kiri dijumpaipemandangan indah. 











ARGO DUMILAH

Puncak tertinggi gunung Lawu bernama Puncak Argo Dumilah berada pada ketingggian 3.265 m dari permukaan laut . Ada dua buah Kawah tua di dekat puncak Gunung Lawu, Kawah Telaga Kuning and Kawah Telaga Lembung Selayur.












MAGETAN TEMPAT KUNJUNGAN WISATA DENGAN BANYAK PILIHAN


Beberapa obyek wisata terkenal di Kabupaten Magetan yang sedang dikembangkan adalah:
  1. Telaga Sarangan
  2. kerajinan gamelan patihan karangrejo
  3. Telaga Wahyu
  4. Candi Sadon
  5. Candi Simbatan (Beji)
  6. Puncak Lawu
  7. Air Terjun Pundak Kiwo
  8. Air Terjun Tirtasari
  9. Sentra Perkebunan Pamelo
  10. Sentra Kerajinan Kulit Magetan
  11. Sentra Kerajinan Anyaman Bambu Ringin Agung
  12. Sentra Ayam Panggang Gandu
  13. Senta Industi Batik Sidomukti
  14. Argo Dumilah
  15. Taman Ria Maospati
  16. Manunggal
  17. Pemandian Dewi Sri
  18. Gerbang Kadipaten Purwodadi
  19. Cemorosewu
  20. Mojosemi Camping Ground
  21. Sumber Clelek Driyorejo

SEJARAH KABUPATEN MAGETAN


  1. Berkas:Locator kabupaten magetan.png

Kabupaten Magetan, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa TimurIndonesia. Ibukotanya adalah Magetan. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Ngawi di utara, Kota Madiun dan Kabupaten Madiun di timur, Kabupaten Ponorogo, serta Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Wonogiri (keduanya termasuk provinsi Jawa Tengah). Bandara Iswahyudi, salah satu pangkalan utama Angkatan Udara RI di kawasan Indonesia Timur, terletak di kecamatan Maospati.
Kabupaten Magetan terdiri atas 19 kecamatan, yang terdiri dari 208 desa dan 27 kelurahan.
Kabupaten Magetan dilintasi jalan raya utama Surabaya-Madiun-Yogyakarta dan jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa, namun jalur tersebut tidak melintasi ibukota Kabupaten Magetan. Satu-satunya stasiun yang berada di wilayah kabupaten Magetan adalah Stasiun Barat terletak di wilayah Kecamatan Barat.
Gunung Lawu (3.265 m) terdapat di bagian barat Kabupaten Magetan, yakni perbatasan dengan Jawa Tengah. Di daerah pegunungan ini terdapat Telaga Sarangan(1000 m dpl), salah satu tempat wisata andalan kabupaten ini, yang berada di jalur wisata Magetan-Sarangan-Tawangmangu-Karanganyar.
Magetan dikenal karena kerajinan kulit (untuk alas kaki dan tas), anyaman bambu, rengginan, dan produksi jeruk pamelo (jeruk bali)serta krupuk lempengnya yang terbuat dari nasi.
Kabupaten Magetan terletak di antara 7 38' 30" Lintang selatan dan 111 20' 30" Bujur Timur Batas fisik Kabupaten Magetan adalah:
  1. Utara: Kabupaten Ngawi
  2. Timur: Kabupaten MadiunKota Madiun
  3. Selatan: Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah)
  4. Barat: Kabupaten Karanganyar (Jawa Tengah)
Luas Kabupaten Magetan adalah 688,85 km²,yang terdiri dari 17 wilayah kecamatan, 208 desa, 27 kelurahan, 822 Dusun/Lingkungan, dan 4575 Rukun Tetangga.
Suhu udara berkisar antara 16 - 20 C di dataran tinggi dan antara 22 - 26 C di dataran rendah. Curah hujan rata-rata mencapai 2500 - 3000 mm di dataran tinggi dan di dataran rendah antara 1300 - 1600 mm.
Dilihat dari tingkat kesuburan tanahnya, Kabupaten Magetan dapat dibagi dalam 6 tipologi wilayah:
  1. Tipe wilayah pegunungan, tanah pertanian subur : Kecamatan Plaosan
  2. Tipe wilayah pegunungan, tanah pertanian sedang : Kecamatan Panekan dan Kecamatan Poncol
  3. Tipe wilayah pegunungan, tanah pertanian kurang subur(kritis): sebagian Kecamatan Poncol, Kecamatan Parang, Kecamatan Lembeyan, dan sebagian Kecamatan Kawedanan
  4. Tipe wilayah dataran rendah, tanah pertanian subur : Kecamatan Barat, Kecamatan Kartoharjo, Kecamatan Karangrejo, Kecamatan Karas, Kecamatan takeran dan Kecamatan Nguntoronadi
  5. Tipe wilayah dataran rendah, tanah pertanian sedang: Kecamatan Maospati, sebagian Kecamatan Bendo, sebagian Kecamatan Kawedanan, sebagian Kecamatan Sukomoro, Kecamatan Ngariboyo, dan Kecamatan Magetan.
  6. Tipe wilayah dataran rendah, tanah pertanian kurang subur : sebagian Kecamatan Sukomoro dan sebagian Kecamatan Bendo
Daftar nama Bupati Magetan 
  1. Raden Tumenggung Yosonegoro(1675 - 1703)
  2. Raden Ronggo Galih Tirtokusumo (1703 - 1709)
  3. Raden Mangunrono(1709 - 1730)
  4. Raden Tumenggung Citrodiwirjo (1730 - 1743)
  5. Raden Arja Sumaningrat(1743 - 1755)
  6. Kanjeng Kyai Adipati Poerwadiningrat (1755 - 1790)
  7. Raden Tumenggung Sosrodipuro(1790 - 1825)
  8. Raden Tumenggung Sosrowinoto (1825 - 1837)
  9. Raden Mas Arja Kartonagoro(1837 - 1852)
  10. Raden Mas Arja Hadipati Surohadiningrat III (1852 - 1887)
  11. Raden M.T. Adiwinoto(1887 - 1912), R.M.T. Kertonegoro (1889)
  12. Raden M.T. Surohadinegoro (1912 - 1938), R.A. Arjohadiwinoto (1919)
  13. Raden Mas Tumenggung Soerjo(1938 - 1943)
  14. Raden Mas Arja Tjokrodiprojo (1943 - 1945)
  15. Dokter Sajidiman(1945 - 1946)
  16. Sudibjo (1946 - 1949)
  17. Raden Kodrat Samadikoen(1949 - 1950)
  18. Mas Soehardjo (1950)
  19. Mas Siraturahmi(1950 - 1952)
  20. M. Machmud Notonindito (1952 - 1960)
  21. Soebandi Sastrosoetomo (1960 - 1965)
  22. Raden Mochamad Dirjowinoto(1965 - 1968)
  23. Boediman (1968 - 1973)
  24. Djajadi (1973 - 1978)
  25. Bambang Koesbandono (1978 - 1983)
  26. M. Sihabudin (1983 - 1988)
  27. Soedharmono (1988 - 1998)
  28. Soenarto
  29. Saleh Mulyono
  30. Sumantri